Home Fokus Bali Tingkatkan Minat Baca Anak, Adya Luncurkan Buku Petualangan Mencari Cemcem, Kisah Nasi...

Tingkatkan Minat Baca Anak, Adya Luncurkan Buku Petualangan Mencari Cemcem, Kisah Nasi Pangkon, dan Sepatu Baru Vale

Tiga Penulis Buku Bergambar Adya, (kiri ke kanan): Sani, Okayanti, Kadek Sri Sunari. (ist)
Tiga Penulis Buku Bergambar Adya, (kiri ke kanan): Sani, Okayanti, Kadek Sri Sunari. (ist)

UBUD, fokusbali.com – Adya, wirausaha sosial yang fokus meningkatkan indeks literasi di Indonesia, meluncurkan buku karya anak dan pemuda Bali pada Minggu (5/11) berlokasi di Si Kecil Bookshop, Ubud, Gianyar.

Adya, wirausaha sosial yang fokus memfasilitasi seluruh generasi untuk berkontribusi dalam meningkatkan indeks literasi Indonesia melalui buku bergambar kontekstual. Sebagai usaha sosial, Adya berada di bawah naungan PT. Karya Inovatif Adya dengan mewujudkan visi sosial melalui Adya Foundation. Melalui sebuah gerakan bernama Bersama Adya, layanan dan produk bisnis diintegrasikan dengan program sosial Adya.

BACA JUGA:   Sasar Anak Usia Dini, Menghilangkan Stigma Kampungan pada Bahasa Daerah

Dengan dukungan Yayasan Makna Karya Berdaya (Makadaya) dan Platform Usaha Sosial (PLUS), Adya memulai pelatihan menciptakan buku bergambar kontekstual angkatan pertama melalui Adya Foundation pada Juli – November 2022 dengan Program Anak Desa Berkarya dan Berdaya (ADYA).

Pelatihan gratis tersebut telah menciptakan 30 naskah cerita kontekstual dari Bali karya anak desa di Bangli, Buleleng, Gianyar, Badung, dan Denpasar. Satu diantara 30 cerita, berjudul Petualangan Mencari Cemcem telah diilustrasikan dan diterbitkan pada November 2022.

“Petualangan Mencari Cemcem merupakan buku seri makanan Bali. Ditulis oleh Ni Putu Sani Ariesty yang akrab dipanggil Sani asal Desa Tiga Kawan, Bangli, Bali. Ia masih kelas 2 di SMAN 1 Susut saat mengikuti Program Anak Desa Berkarya dan Berdaya (ADYA) dan menulis cerita tersebut,” kata Zeni Natalya, pendiri Adya.

Saat mengikuti program, Sani terinspirasi dengan minuman khas desa Penglipuran, yakni Loloh Cemcem. Inspirasi tersebut mendorongnya untuk menulis mengenai Made Dharma, seorang anak dari Bangli, anak seorang peracik obat yang suka bertualang di hutan Desa Penglipuran, Bangli.

Ia selalu menemukan obat baru, namun Ia tiba-tiba bertemu banyak warga sakit dan berinisiatif membantu warga dengan caranya. Jadi melalui buku ini harapannya selain belajar mengenai minuman khas desa di Daerah Penglipuran, anak-anak dapat belajar makna pantang menyerah, berani mencoba, dan kreatif.

Cerita tersebut menjadi buku bergambar yang menarik berkat sentuhan tangan kreatif Satya Dharmawan dan Ajung (Saphira Art), ilustrator muda Bali.

Saat ini buku tersebut telah ditetapkan sebagai buku nonteks yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan sebagai buku pengayaan dalam proses pembelajaran pada jenjang pembaca awal (pendidikan anak usia dini atau pendidikan dasar) melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 029/H/P/2023 pada Agustus 2023.

Selain buku tersebut, dua buku lainnya karya pemuda Bali juga diterbitkan bersamaan dengan terbitnya Petualangan Mencari Cemcem.

Kedua buku tersebut yakni Kisah Nasi Pangkon dan Sepatu Baru Vale. Serupa dengan Petualangan Mencari Cemcem, Kisah Nasi Pangkon mengangkat topik makanan khas desa di Bali.

Buku ini menceritakan mengenai makanan khas di Desa Melinggih Kelod, Payangan-Gianyar. Ditulis langsung oleh pemuda desa asli Desa Melinggih Kelod yakni Kadek Sri Sunari, buku ini juga mendidik anak-anak untuk rendah hati dan hidup harmonis.

Dengan sentuhan kreatif Ferdiansyah dan Paramasatya, dua ilustrator muda Bali, buku ini tampil menarik dengan ilustrasi tokoh yang unik.

Berbeda dengan kedua buku tersebut, Sepatu Baru Vale yang juga diterbitkan di saat bersamaan mengangkat mengenai filosofi hidup di Bali yakni Tat Twam Asi.

Ditulis Okayanti serta diilustrasikan pemuda bali lainnya yakni Ketut Udayana dan Wahyu, buku ini juga menampilkan keharmonisan tempat ibadah di Bali, Puja Mandala. Tidak hanya itu, buku ini juga mendidik anak-anak untuk saling tolong menolong dan peduli. Ketika buku tersebut telah diterbitkan dan disebarluaskan secara digital sejak November 2022.

Adya foundation

Anak-anak yang datang sangat antusias mengikuti kegiatan mendongeng langsung dari penulis yaitu Sani, Okayanti dan Kadek Sri. Setelah mendongeng, dengan semangat anak-anak belajar membuat karakter unik yang difasilitasi oleh Udayana, Ilustrator Adya.

 Dengan peluncuran ini, secara resmi Adya mengumumkan bahwa buku-buku Adya tidak hanya dapat dibeli di website bersamaadya.com namun juga langsung didapatkan di Si Kecil Bookshop.

Buku Adya dapat dinikmati dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris serta dilengkapi dengan video berbahasa daerah Bali serta lembar mewarnai yang dapat diperbanyak untuk melatih motorik anak.

 Melalui peluncuran ini, Adya berharap semakin banyak orang tua yang mendukung anaknya mengakses buku-buku Adya. Dengan begitu, orang tua telah mendukung anak-anak Indonesia untuk mengenal kebudayaan yang ada di sekitarnya.

“Selain itu, orang tua juga telah mendukung Adya menjembatani kesengsaraan menuju harapan karena dengan membeli buku Adya, sama dengan telah memberikan tabungan pendidikan kepada penulis dan ilustrator muda,” pungkas Zeni.

Bagi orang tua dengan anak-anak yang berminat menulis atau menggambar, juga dapat mengasah kemampuan anaknya dengan berlatih menciptakan buku bergambar kontekstual bersama Adya.

Sebesar total 50% profit usaha digunakan untuk mengembangkan organisasi, sumber daya manusia dan memberikan akses dukungan literasi yang setara dalam pemberdayaan anak-anak di pedesaan melalui lembaga nirlaba, Adya Foundation.

Komentar