AMLAPURA, fokusbali com – Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Universitas Udayana (Unud) melakukan pelatihan pengolahan produk olahan Ikan Tongkol (Auxis Sp.) kepada Kelompok Perempuan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem.
Kegiatan Pengmas dilaksanakan di Aula lantai 2, Kantor Desa Antiga Kelod, Minggu (08/09/2024).
Ketua Tim Dosen Pengabdian, I Nyoman Giri Putra, S.Pd, M.Si. mengatakan bahwa Antiga Kelod merupakan salah satu tempat yang memiliki sumberdaya perikanan Tongkol dengan jumlah besar, khususnya di daerah Karangasem.
Lebih jauh lagi, mayoritas warga Desa Antiga Kelod bekerja sebagai nelayan untuk menyambung hidupnya, namun demikian, terkadang harga ikan tongkol tidak sebanding dengan upaya untuk menangkapnya.
Ironisnya lagi, konsumsi ikan tongkol tergolong rendah, walaupun kandungan nutrisi pada ikan tersebut sangat tinggi, terutama untuk meningkatkan kecerdasan otak.
“Stunting merupakan masalah gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek. Secara nasional, masalah stunting di Indonesia tergolong kronis karena melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh World Health Organization. Oleh karena itu, program ini kami lakukan sebagai upaya untuk mengurangi dampak stunting pada anak dengan melakukan diversifikasi produk perikanan tongkol menjadi kaldu bubuk, sehingga nantinya dapat menjadi sumber pendapatan baru untuk masyarakat lokal di Desa Antiga Kelod ini,” terangnya.
Senada dengan Ketua Tim Pengabdian, kegiatan pengmas ini disambut baik oleh Kepala Desa (Perbekel) Antiga Kelod I Ketut Merthadan mengaku senang dengan pelaksanaan kegiatan ini.
“Kami berterima kasih dengan adanya kegiatan pelatihan ini dan berharap semoga bermanfaat bagi masyarakat, khususnya kelompok nelayan dan ibu-ibu PKK,” tuturnya.
Ketut Mertha menambahkan bahwa program Udayana mengabdi ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata kepada masyarakat sekitar, terutama dalam aspek ekonomi melalui penjualan produk olahan perikanan tongkol.
“Pada saat masa paceklik, ekonomi keluarga menjadi sedikit sulit sehingga kami menyambut baik pelatihan pengolahan hasil tangkapan ikan lanjutan ini,” tutupnya.
Narasumber pertama, I Wayan Darya Kartika, S.Pi., M.Si. memaparkan materi tentang potensi produk perikanan tangkap dan kaitannya dengan pencegahan stunting di Indonesia.
Menurutnya, produk ikan tongkol Desa Antiga Kelod berkualias baik, namun, teknik pengolahan ikan yang baik menjadi penting untuk dilakukan agar kualitas ikan dapat terjaga.
“Ikan laut mengandung protein tinggi dan nutrisi penting lainnya yang apabila dikonsumsi secara rutin pada ibu hamil dan anak-anak dapat menurunkan resiko terjadinya stunting. Akan tetapi, ikan rentan mengalami pembusukan sehingga perlu alternative pengolahan untuk memperpanjang masa simpan sekaligus meningkatkan daya jual ikan, salah satunya dengan membuat kaldu bubuk. Hal ini penting agar ekonomi komunitas nelayan tetap baik meski sedang musim paceklik,” tuturnya.
Narasumber kedua adalah Ade Rizky Sartika, S.Pd. yang merupakan guru kuliner di SMK Negeri 2 Sukawati lebih banyak menekankan pada bagaimana proses pembuatan kaldu bubuk ikan tongkol serta kelebihan-kelebihan yang terdapat pada kaldu bubuk ikan tongkol seperti penggunaannya yang bersifat praktis, serbaguna serta hemat karena bisa dibuat sendiri dengan peralatan dan bahan-bahan yang mudah didapat.
Dalam pemaparannya, narasumber kedua juga menyinggung tentang pembuatan kemasan yang menarik serta peluang pemasaran lewat media sosial.
Pada sesi diskusi dengan peserta kegiatan pengabdian, beberapa hal yang menjadi pembahasan seperti potensi pemanfaatan sisa-sisa bahan pembuatan kaldu ikan seperti bagian kepala, sirip, tulang dan ampas sisa hasil saringan kaldu bubuk ikan.
Berdasarkan informasi dari narasumber, ampas sisa hasil saringan dari kaldu bubuk yang ukurannya masih relatif besar dan kasar dapat diolah lebih lanjut menjadi abon ikan.
Sementara bagian-bagian ikan yang tidak digunakan seperti bagian kepala, tulang dan sirip adalah bagian tubuh ikan yang dominan terdiri dari tulang keras yang kaya dengan kandungan kalsium.
Oleh sebab itu, muncul ide inovasi lanjutan seperti membuat kerupuk dari bagian-bagian yang tidak dimanfaatkan tersebut.
Kegiatan pengabdian ditutup dengan pemberian sertifikat penghargaan kepada narasumber dan produk olahan kaldu bubuk Ikan Tongkol kepada masing-masing peserta yang hadir, sehingga nantinya dapat dilanjutkan secara mandiri.
Hadir dalam kegiatan tersebut Perbekel Desa Antiga Kelod, I Ketut Mertha, tim Pengmas Program Udayana Mengabdi, kelompok perempuan PKK Desa Antiga Kelod sebagai peserta pelatihan, penyuluh perikanan Kecamatan Manggis, serta beberapa mahasiswa Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana.