Beranda Ekonomi & Bisnis Nuanu, Kota Kreatif Seluas 44 Hektar Hadir di Pantai Nyanyi, Tabanan

Nuanu, Kota Kreatif Seluas 44 Hektar Hadir di Pantai Nyanyi, Tabanan

Nuanu, kota kreatif berkelanjutan hadir di Pantai Nyanyi, Tabanan. (foto: Nuanu)
Nuanu, kota kreatif berkelanjutan hadir di Pantai Nyanyi, Tabanan. (foto: Nuanu)

TABANAN, fokusbali.com – Sebuah ekosistem kreatif dan pusat budaya seluas 44 hektar segara hadir di Pantai Nyanyi, Beraban, Tabanan, Bali. Nuanu hadir sebagai terobosan baru menuju kota kreatif yang berkelanjutan dan berfokus pada pembinaan komunitas kreatif dan inkubasi sambil mendorong kolaborasi antar komunitas, pelaku seni, budaya, bisnis kreatif, dan kewirausahaan sosial.

Sergey Solonin, pendiri NUANU mengatakan, pembangunannya dimulai pada bulan Oktober 2020 dengan komitmen terhadap pemberdayaan sektor kreatif dan pelibatan seniman lokal menjadi salah satu misi utama NUANU.

BACA JUGA:   Monez, Salah Satu Ilustrator Terbaik Bali Hadir di Festival Suara di Tabanan

“Meskipun saat ini kami masih berada dalam tahap awal, upaya kami untuk memberikan kontribusi bagi komunitas kreatif sudah mulai terlihat bentuknya. Program dan inisiatif yang telah kami hadirkan sejauh ini mungkin masih dalam skala kecil, tetapi hal itu menandai lahirnya gerakan yang lebih besar di dalam NUANU,” ujar Sergey Solonin.

Nuanu

Nuanu dibagi menjadi beberapa zona, diantaranya Education center dimana akan dibangun universitas internasional dan akademi seni. Lalu ada Headquarters yang berisikan Hotel, retreat centre, Arcadia, dan amphitheatre.

Selanjutnya di event area akan dibangun Luna Beach Club dan Menara Bhuma yang akan menjadi ikon Nuanu.

Sergey menambahkan bahwa dalam waktu dekat, NUANU akan menjalankan inisiatif-inisiatif kreatif dan budaya yang komprehensif yang diharapkan mampu berkontribusi signifikan pada lanskap kreatif baik Bali maupun regional. Inisiatif-inisiatif ini mencakup berbagai elemen seperti, pendirian museum, galeri, pameran, dan instalasi seni yang menakjubkan.

“Salah satu inisiatif yang paling menarik dalam rencana kami adalah melakukan integrasi antara teknologi dan dunia seni, sebuah upaya yang menantang imajinasi dan inovasi. Rencananya inisiatif ini akan kami wujudkan pada kuartal pertama 2024, bersamaan dengan pembukaan The Tower of Bhuma,” ujar Sergey Solonin.

Salah satu yang terbaru yakni pengenalan Patung Earth Sentinels; dua patung karya seniman Afrika Selatan Daniel Popper, pada Jumat (13/10/2023).

Patung Earth Sentinels karya seniman asal Afrika Selatan Daniel Popper. (foto: Nuanu)
Patung Earth Sentinels karya seniman asal Afrika Selatan Daniel Popper. (foto: Nuanu)

Daniel Popper mengatakan Earth Sentinels merupakan sosok yang dipercaya sebagai penaga Bumi. Patung ini diyakini dapat mengingatkan kita akan pentingnya hubungan manusia dan alam dan akan menjadi salah satu ikon di Nuanu.

Selain itu, Nuanu juga menunjukan komitmen dalam konservasi lingkungan lewat ruang terbuka hijau Harmony Area. Serta tempat pengembangan kupu-kupu, berbagai flora, ecopark, dan secret forest.

Sementara Ichwan Hermecz, Direktur Utama Nuanu mengatakan pihaknya percaya bahwa Nuanu akan menjadi ruang transformatif bagi para kreator dan seniman untuk berkembang.

“Kami berfokus pada pembinaan komunitas kreatif dan inkubasi sambil mendorong kolaborasi dinamis antar komunitas, pelaku seni, budaya, bisnis kreatif dan kewirausahaan sosial,” papar Ichwan.

Artikulli paraprakAir Suci dari Lima Gunung di Jawa dan Lombok Tiba di Pura Ulun Danu Batur
Artikulli tjetërDipuput 11 Sulinggih, Upacara Pakelem di Danau Batur Digelar Sama dengan Tahun 1919